Cita-cita ibuku perlahan-lahan terwujud. Punya perusahaan
konveksi jilbab dan busana muslim terlaksana. Dengan bermodalkan pinjaman dari
Bank hasil menggadai sertifikat rumah akhirnya usaha berjalan bisa berjalan
lebih baik. Ibu bagian produksi dan bibi bagian marketing. Dengan merekrut
beberapa orang karyawan sekitaran rumah ,usaha ibu sedikit demi sedikit mulai
berkembang. Permintaan pasar meningkat, relasi lebih luas, dan target market
pun melebar. Bibi memang jago dalam hal melobi dan negoisasi makanya dia dapet
posisi bagian marketing. Dengan berawal memasukkan produk ke pasar-pasar kecil
sekitaraan Ciamis. Misalnya Kawali, Rancah, Rajadesa, Panjalu, Banjar dll. Sampai
akhirnya kenal dengan orang Kota Sebelah yang notabene nya memang banyak pengusaha
konveksi baju muslim. Dia mengajak bibi untuk berjualan ke Tanah Abang di
rombongannya. Alhamdulillah puji syukur, perbaikan hidup dimulai.
Allah memberikan jalan lewat Kang Uus dari Tasik. Produk
ber-merk “Elina Collection” mulai dikenal masyarakat luas. Sampai pulau sebrang
sekalipun. Namanya juga Tanah Abang, pusat perbelanjaan terbesar se-Asia
Tenggara. Pasti banyak konsumen yang hendak memborong, dan benar saja semakin
lama pangsa pasar semakin luas. Produksi semakin meningkat dan karyawan semakin
bertambah. Puncaknya usaha ibu ada di tahun 2002-2003 kalo ga salah. Karena
kebanyakan uang berputar dalam jumlah besar, mulailah bisnis ibu bermain giro
dan cek.
Oh ya, ayah mulai berhenti menjadi buruh di Jakarta. Bapak mulai
berdagang memasarkan produk ibu ke pasar-pasar kecil. Tapi ayah tidak sehebat
bibi. Memang ya setiap orang itu berbeda-beda bakatnya. Kalo bibi memang dari
kecil bakat dagang sudah terlihat, makin diasah makin hebat dia berdagangnya. Kalo
ayah kurang dalam hal berdagang, jadi ya segitu-gitunya aja. Banyak piutang
macet di luar. Pendapatan tidak seimbang dengan barang yang laku dijual. Setiap
ayah pulang berdagang, aku selau “moro-moro” aku minta uang buat di masukkin ke
celengan. Hihi jamannya aku seumur gitu suka saingan sama temen-temen, siapa
yang paling banyak isi celengannya. Wkwk
Karena usaha ibu masyarakat sekitar terbantu, mulai saudara,
tetangga sampai orang-orang luar ciamis. Ada yang bekerja membordir, menjahit,
mengepak barang, menyolder dll. Bukan aku sombong atau riya yah.. tp inilah
faktanya. Bahwa ibu benar-benar sangat menginspirasiku lewat hal-hal baik yang
beliau lakukan. Membantu saudaranya, mengurus orangtuanya, memperkerjakan
tetangganya, menafkahi keluraganya dan hal-hal bermanfaat lainnya. Sungguh
mulia pengorbanan dan perjuangannya, terutama untuk keluarga tercinta :) begitu
pula pandangan orang lain terhadapnya, sama dengan pandanganku :)
Rumah ku mulai diperbesar, karena bagian belakang untuk
pekerja, dan depan untuk rumah pribadi. Karyawan ibu mulai banyak, baik yang
stay menginap di rumah atau yang di luar. Pekerjaan bisa sampai larut malam. Ibu
bekerja tidak kenal lelah mengatur segala permasalahan produksi. Kadang aku ga
kurang terurus juga :’) untung ada yang bantu urus pekerjaan rumah, jadi aku rada
terurus juga. Kain-kain memumpuk sampai ruang tamu saking ga muatnya. Aku ingat
betul waktu itu. Suara mesin bordir, jahit, dan obras adalah makanan
sehari-hariku.
Setiap Minggu malam dan rabu malam, saudara dan tetangga
membantu mengepak barang untuk siap dijual ke Tanah Abang. Itu berarti jadwal
aku dan temen-temen main di lapang deket rumah. Karena ibu-ibu yang bantu
disitu biasanya pada bawa anaknya, jadi kita bisa main-main :p atau ngga kita
bisa bantu pekerjaan ringan, kaya masukin pita ke kerudung, atau masukin baju ke plastik, udah gitu nanti
dikasih uang sama ibuku. Hehe
Seneng banget ya jaman-jamannya umur 8-9 tahun gitu. Ga ada
beban sama sekali. Cuma tau belajar sama main :’)
Yang namanya usaha lagi di puncak-puncaknya, suka ada aja
yang iri, ga suka liat keberhasilan orang lain. Itu pasti, selalu gitu. Apalagi
di kampung. Dan yang iri itu tetangga sama saudara sendiri :’) dan jahatnya
mereka sampai main dukun/paranormal buat hancurin usaha ibuku :’( itu yang aku
dengar dari orang-orangtuaku. Dan sangat berpengaruh sampai detik ini (Pukul
14.57. Rabu, 28 September 2016). :( :( :(
Diatas adalah sekelumit cerita saat usaha ibuku sedang
berada di puncaknya :) mohon maaf atas segala kekurangan di setiap kata dan
kalimatnya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar