Rabu, 28 September 2016

Perbaikan hidup dimulai..


Cita-cita ibuku perlahan-lahan terwujud. Punya perusahaan konveksi jilbab dan busana muslim terlaksana. Dengan bermodalkan pinjaman dari Bank hasil menggadai sertifikat rumah akhirnya usaha berjalan bisa berjalan lebih baik. Ibu bagian produksi dan bibi bagian marketing. Dengan merekrut beberapa orang karyawan sekitaran rumah ,usaha ibu sedikit demi sedikit mulai berkembang. Permintaan pasar meningkat, relasi lebih luas, dan target market pun melebar. Bibi memang jago dalam hal melobi dan negoisasi makanya dia dapet posisi bagian marketing. Dengan berawal memasukkan produk ke pasar-pasar kecil sekitaraan Ciamis. Misalnya Kawali, Rancah, Rajadesa, Panjalu, Banjar dll. Sampai akhirnya kenal dengan orang Kota Sebelah yang notabene nya memang banyak pengusaha konveksi baju muslim. Dia mengajak bibi untuk berjualan ke Tanah Abang di rombongannya. Alhamdulillah puji syukur, perbaikan hidup dimulai.

Allah memberikan jalan lewat Kang Uus dari Tasik. Produk ber-merk “Elina Collection” mulai dikenal masyarakat luas. Sampai pulau sebrang sekalipun. Namanya juga Tanah Abang, pusat perbelanjaan terbesar se-Asia Tenggara. Pasti banyak konsumen yang hendak memborong, dan benar saja semakin lama pangsa pasar semakin luas. Produksi semakin meningkat dan karyawan semakin bertambah. Puncaknya usaha ibu ada di tahun 2002-2003 kalo ga salah. Karena kebanyakan uang berputar dalam jumlah besar, mulailah bisnis ibu bermain giro dan cek.

Oh ya, ayah mulai berhenti menjadi buruh di Jakarta. Bapak mulai berdagang memasarkan produk ibu ke pasar-pasar kecil. Tapi ayah tidak sehebat bibi. Memang ya setiap orang itu berbeda-beda bakatnya. Kalo bibi memang dari kecil bakat dagang sudah terlihat, makin diasah makin hebat dia berdagangnya. Kalo ayah kurang dalam hal berdagang, jadi ya segitu-gitunya aja. Banyak piutang macet di luar. Pendapatan tidak seimbang dengan barang yang laku dijual. Setiap ayah pulang berdagang, aku selau “moro-moro” aku minta uang buat di masukkin ke celengan. Hihi jamannya aku seumur gitu suka saingan sama temen-temen, siapa yang paling banyak isi celengannya. Wkwk
Karena usaha ibu masyarakat sekitar terbantu, mulai saudara, tetangga sampai orang-orang luar ciamis. Ada yang bekerja membordir, menjahit, mengepak barang, menyolder dll. Bukan aku sombong atau riya yah.. tp inilah faktanya. Bahwa ibu benar-benar sangat menginspirasiku lewat hal-hal baik yang beliau lakukan. Membantu saudaranya, mengurus orangtuanya, memperkerjakan tetangganya, menafkahi keluraganya dan hal-hal bermanfaat lainnya. Sungguh mulia pengorbanan dan perjuangannya, terutama untuk keluarga tercinta :) begitu pula pandangan orang lain terhadapnya, sama dengan pandanganku :)

Rumah ku mulai diperbesar, karena bagian belakang untuk pekerja, dan depan untuk rumah pribadi. Karyawan ibu mulai banyak, baik yang stay menginap di rumah atau yang di luar. Pekerjaan bisa sampai larut malam. Ibu bekerja tidak kenal lelah mengatur segala permasalahan produksi. Kadang aku ga kurang terurus juga :’) untung ada yang bantu urus pekerjaan rumah, jadi aku rada terurus juga. Kain-kain memumpuk sampai ruang tamu saking ga muatnya. Aku ingat betul waktu itu. Suara mesin bordir, jahit, dan obras adalah makanan sehari-hariku.

Setiap Minggu malam dan rabu malam, saudara dan tetangga membantu mengepak barang untuk siap dijual ke Tanah Abang. Itu berarti jadwal aku dan temen-temen main di lapang deket rumah. Karena ibu-ibu yang bantu disitu biasanya pada bawa anaknya, jadi kita bisa main-main :p atau ngga kita bisa bantu pekerjaan ringan, kaya masukin pita ke kerudung, atau  masukin baju ke plastik, udah gitu nanti dikasih uang sama ibuku. Hehe

Seneng banget ya jaman-jamannya umur 8-9 tahun gitu. Ga ada beban sama sekali. Cuma tau belajar sama main :’)

Yang namanya usaha lagi di puncak-puncaknya, suka ada aja yang iri, ga suka liat keberhasilan orang lain. Itu pasti, selalu gitu. Apalagi di kampung. Dan yang iri itu tetangga sama saudara sendiri :’) dan jahatnya mereka sampai main dukun/paranormal buat hancurin usaha ibuku :’( itu yang aku dengar dari orang-orangtuaku. Dan sangat berpengaruh sampai detik ini (Pukul 14.57. Rabu, 28 September 2016). :( :( :(

Diatas adalah sekelumit cerita saat usaha ibuku sedang berada di puncaknya :) mohon maaf atas segala kekurangan di setiap kata dan kalimatnya :)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar