Selasa, 07 Juni 2016

Nikmat luar biasa Ramadhan ini berupa WAKTU!

Alhamdulillahirobbil'alamiin.. Syukron katsiir yaa Robb.
Setelah 4 tahun berturu-turut ga pernah ngejalanin sholat tarawih berjamaah karena masalah jam kerja, tahun ini Allah hadiahkan nikmat yang luar biasa berupa WAKTU. Aku bisa lebih mengefektifkan waktu yang Allah kasih di bulan Ramadhan ini. Jam kerjaku sekarang sampai jam 4 sore. Bisa buka puasa di rumah dengan orang-orang tercinta, bisa menjalankan shalat tarawih malamnya, banyak waktu untuk tadarussan. Amasing sekali! Karena dulu 4 tahun berturut-turut jam kerjaku sampai malam hari. Dan pekerjaanku dulu  memang agak susah untuk membagi waktu dengan ibadah. Ya Illahi Robbi begitu besar kuasamu.
Fa bi ayyi aala irobbikumaa tukaddzibaan?
"Maka nikmat Tuhanmu yang mana lagikah yang kamu dustakan?"

Turalak, Sedikit Memori Terekam Disana

Turalak, adalah nama kampung kelahiranku.
Aku lahir dari keluarga yang biasa saja. Tidak ada keturunan ningrat, pegawai pemerintahan, kiayi ataupun tokoh-tokoh penting dalam sejarah keluargaku.
Ayahku seorang buruh biasa, banyak menganggurnya malah kata nenekku. Ibuku buka usaha warung di rumah dan dia juga bisa menjahit dan membordir. Multitalent woman, strong woman, inspirated woman I ever have. Yeah, it's you mom :*
Di rumah aku tinggal dengan ayah, ibu, nenek dan kakek dari ibu, bibi adik ibu, dan kakak laki-lakiku. Sebelah rumah kami adalah tempat tinggal kakek dan nenek dari ayah. Kakek dari ayah punya usaha bikin kecap dan orang yang cukup berada. Dan memiliki anak 6. 
Sebenernya ayah dan ibu masih ada ikatan saudara. Sepupuan gitu. Jaman dulu sistem Siti Nurbaya itu masih berlaku aja :( Ibu kala itu dijodohkan dengan ayah yang selisih usianya 11 tahun. Ibu menikah saat usia 16th, dan ayah usia 27th.
Sejak kecil aku memang kurang teurus katanya :'( sedih bgt yah! Ibu yang sangat sibuk cari uang untuk menghidupi keluarga, ayah bekerja sebagai buruh di jakarta. Nenek dan bibiku juga membantu ibu mengurusi warung. Ibu juga sambil mengurusi jahhitan dan bordiran dari tetangga sekitar. Super busy woman! Sangat berbanding terbalik dengan ayah yang kurang pekerja keras, malas, dan cenderung menerima nasib yang ada. 
Oh ya karena warung ku ada di seberang pesantren, pelanggannya pun banyak. Terutama santri-santri yang makan dan jajan di warung kami. Makanya warung kami laris sekali. Sehingga aku kurang terurus dengan telaten juga :') Yang momong aku siapa aja, kebanyakan santriawan dan santriawati yang memang mau beli sesuatu ke warung. Kalo aku udah dimandiin, dibajuin, dibedakin, pokoknya udah wangi. Aku ditaro aja di depan halaman rumah. Udah standbye aja gitu :') Entar mah siapa aja yang nyomot terus momong aku :')
Aku tumbuh dan berkembang di kampung ini sekitar 3,5 tahun. Karena keluargaku kemudian pindah ke kampung sebelah karena suatu alasan.
Siang itu cuaca cerah seperti biasa. Dagangan sudah terbaris rapi. Gorengan-gorengan sudah tertata lengkap di wadah siap untuk dijual. Entah ada angin apa tiba-tiba hari itu pelanggan ga ada satupun yang datang. Santri ga ada satupun yang beli. Sepi! Istilahnya lalatpun ga ada yang lewat saking sepinya!
Hari sebelumnya warung rameeee sekali santri pada makan dan jajan diwarung, sampe masuk ke dalem rumah karena kurangnya bangku untuk duduk diwarung. Hanya untuk sekedar lewat aja susah. Dan besoknya, berbeda sangat berbeda! Hari-hari berikutnya pun sama, semuanya ga masuk akal. Aneh. Misterius!
Akhirnya keluargaku bertanya pada seorang "ajengan" (bukan dukun, bukan paranormal) yang memang sudah tersohor kala itu di sekitar kampungku. 
Dan memang katanya ada yang iri terhadap usaha ibuku. Ada yang menaruh sesuatu di atas atap rumah yang membuat usaha bangkrut. Dan yang menaruhnya adalah adik ayah sendiri. Entah siapa yang menyuruhnya. Padahal ibu sangat membantu keluarga ayah, adik-adik ayah, keponakan-keponakan ayah. Mereka ikut makan pun ke ibu. 
Saat itu ayah menganggur, ga punya kerjaan. Dari jakarta pulang ke rumah dan ga bisa menghasilkan apa-apa. Ibu marah karena ayah tidak mau berusaha. Seadanya mengandalkan ibu, tergantung kepada perempuan. Sedangkan ibu sendiri yang menghidupi seisi jiwa yang ada di rumah. 
Ayah tiap hari menggantungkan hidup pada ibu, semuanya ibu yang tanggung, dan ibu yang menafkahi. Belum anak-anak, orangtua dan saudaranya. 
Ayah hendak mengambil sebungkus rokok dilaci, ibu langsung melarang untuk mengambilnya. Karena ibu sudah sangat cape menghadapi sikap ayah yang setiap harinya seperti itu. Bersikap seenaknya dan ga bertanggungjawab sedikitpun. Ayah ngamuk sangat menjadi. Seisi rumah kaget karena ayah menjatuhkan lemari peralatan rumah tangga. Piring, gelas, dan barang lain jatuh pecah dan berserakan dilantai. Lemari pun terbalik. Ibu yang sangat ketakutan kala itu lari dari rumah dan pergi ke arah "cileeur" (sungai) yang ada diujung sawah sana. Cileeur itu merupakan penghubung antara kampung kelahiranku dan kampung tempat pindah aku nanti, Ibu lari sekencang-kencangnya karena sangat ketakutan melihat sikap ayah yang seperti itu. Sebelumnya tidak pernah mengamuk semenakutkan itu. Akhirnya sampailah ibu di rumah Ni Omoh adik nenek dari ibuku. Ia bercerita atas apa yang terjadi, dan ia meminta saran untuk hubungan rumah tangganya dengan ayah. Ibu sudah hampir menyerah, ingin berpisah. Tapi saran Ni Omoh jangan dulu berpisah, kasihan anak-anak yang masih kecil. Ibu disarankan untuk pindah ke kampung Ni Omoh saja. Rumah yang di Turalak sudah tidak baik lagi terlebih menghidar dari ayah dan amukannya.
Ibu mengungsi sendiri ke rumah Ni Omoh. Aku dan Kakakku masih tinggal di Turalak. Ibu seperti hilang semangat, stres, dan sangat banyak beban. Tapi ibu adalah sosok yang sangat bertanggungjawab terhadap keluarga dan anak-anaknya. Apapun akan ibu pertaruhkan demi mereka semua.
Setelah ayah sadar dan sudah di obati oleh "ajengan" yang biasa kami mintai pertolongan. Dengan baik-baik kami pindah ke kampung sebelah. Kini di rumah baru kami ada ayah, ibu, nenek, bibi, aku dan kakakku. Kakek tidak langsung ikut karena memang tidak memungkinkan. Kakek sakit. Sakitnya berbeda dengan penyakit dzohir yang biasa. Ia sakit akalnya, batinnya. Setiap hari mengumpulkan barang bekas dengan tujuan yang ga jelas. Sudah menumpuk di rumah kami yang di Turalak semenjak ditinggal pindah. Hidup pun tidak normal, senang memakai pakaian yang sudah lusuh ga pernah ganti. Mandi tidak pernah mau. Dan sakitnya ini ga bisa disembuhin :'( Bayangin aja sakitnya udah dimulai dari bibikku masih belajar merangkak dikala bayi. Sekarang bibiku 40 tahun :'( Penyakit yang ga ada obatnya, kadang kami kasian tapi kebanyakan kesal dan menjengkelkan :( Ga tau harus digimanain. Sakitnya kakek ini adalah bentuk ujian kepada keluarga kami, bentuk ujian sebuah kesabaran :)
Di usia ke 3,5 tahun aku hijrah ke tempat baru, lingkungan baru, tetangga baru dan siap memulai kehidupan baru. Bangunsirna, Iya itu kampung tempat tempat tinggalku sekarang :)

*bersambung

Mohon maaf atas kalimat yang kurang tertata :')

Senin, 06 Juni 2016

Pagi Buta di Januari 93

Pagi buta di sebuah rumah sederhana seberang pesantren Al-Huda terngiang suara tangis bayi menangis. Ya seorang wanita hebat itu tengah melahirkan seorang bayi perempuan. Ia melahirkan dibantu "ema beurang" (dukun beranak) kala itu. Maklum jaman dulu ga musim maen ceasar-caesaran kaya sekarang. ataupun aturan lahir harus di bidan. Tahun 93 belum secanggih itu ya. 
Setelah kurang lebih sembilan bulan berada di perut wanita hebat itu, akhirnya di pagi itu sang bayi bisa menghirup nafas kehidupan di dunia untuk pertama kalinya. Bayi yang sehat dengan bobot yang proporsional, kepalanya yang bulet di tambah jidat yang lebar kaya kerupuk 50 perakan jaman itu :') tega banget ya si nini bilang jidat aku kaya kerupuk :') jaman itu kerupuk 50 perak itu kaya kerupuk 1000an kalo sekarang. Iya jidat aku lebar kerupuknya kan paling gede :') 
Januari 1993 bayi itu lahir. Di kampung bernama Turalak di sebuah kota kecil di Jawa Barat.
Tanggal nya entah mana yang benar, di buku diary alm Ibu tanggal 22 Januari tapi di akte kelahiran tanggal 10 Januari. Entahlah -_- Yang jelas yang kepake sampe sekarang yang ada di akte kelahiran.

Minggu, 05 Juni 2016

Biografi blogger

Haiii..
Namaku Elin Nursolihah. Aku berasal dari sebuah kota kecil yang ada di Jawa Barat. Aku akrab dipanggil elin aja. Kalo di lingkungan rumah "neng". Kalo di rumah elin. Kalo temen-temen manggil elin, ell, bella dll. Seteraaah deh suka-suka.. ckckck
Aku sekarang sudah menginjak kepala dua lebih. Udah ga abegeh lagi pokoknya. Tapi sifatnya mungkin masih ada sedikit abegeh-abegeh mah, maklumin aja ya :)
Perawakan aku ga terlalu tinggi sih cuma sekitaran 167cm, dengan berat badan yg ga terlalu proporsional juga :D
Ga kurus ga proporsional ga gemuk juga. "Meujeuhna" kalo kata orang sunda mah.
Tapi yg namanya cewek mah ya kalo ada sedikit lemak ada yg ngelipet teh "sok soak" gimana gitu.. berharap BB kembali ke 55kg kek, syukur-syukur kurang dari itu. haha
Oke.. lanjut
Aku anak ke 2 dari dua bersaudara. Kakakku laki-laki, selisih usia kami 6 tahun kurang lah, I call his "aa". Aku udah ga punya ayah maupun ibu. Dari kecil tinggal pindah-pindah. Ikut sama nenek dan bibi, terus ikut paman, dan sekarang ikut adiknya alm nenek dari ibu. Sedih deh kalo di ceritain mah :') 
Tapi aku bersyukur banget, sangaaat bersyukur. Dibalik kehilangan orang-orang terdekat yang aku sangat sayangi, ada aja orang yang mau bersedia membukakan pintunya, memberikan tempat untuk berteduh dan berlindung. Aku yakin Allah Maha Adil. Ini semua adalah skenarioNya yang insyaallah berujung indah. Asal yakin dan terus berusaha dan berdoa untuk hidup yang lebih baik. Semua hanya tinggal menunggu waktu. Yahh.. biar waktu yang menjawabnya :')
Aku sekarang kerja di sebuah perusahaan developer kecil di kota kelahiranku. Bisa dibilang beruntung aku bisa kerja disini, selain kerjaannya nyantai alhamdulillahnya pendapatanku disini lebih dari UMR kotaku. Tau sendiri ya kotaku kan paling kecil UMRnya se-Jawa Barat :'( Lapangan kerja sedikit apalagi buat lulusan SMA kaya aku, yang Sarjana aja susah. Kalo pun ada ya mereka pada ngehonor. 
Hubungan asmaraku sekarang deket sama seseorang yang sebenernya adalah cinta pertamaku banget :') Udah 7 tahunan yang lalu, aku masih SMP kelas 3 waktu itu. Dan well sekarang dekat lagi, meskipun keadaannya sudah berbeda. Mudah-mudahan dia memang yang terbaik buat aku. Mudah-mudahan ya.. aku udah mau serius banget soalnya :') Meskipun sedikit ragu. Aku cuma bisa berdoa jika memang dia terbaik untukku tunjukkanlah, jika tidak gantilah dengan yang lebih baik dan ikhlaskanlah hatiku :')

Sementara itu dulu sedikit biografi blogger. Next aku bakal cerita yang lain lagi :) 


Selamat hari pertama puasa 01 Ramadhan 1437!

Alhamdulillah.. bersyukur banget umurku bisa sampai pada bulan yang suci ini.
Seneng, sedih, haru pasti ada. Senengnya aku masih diberikan kesempatan sama Allah untuk melaksanakan ibadah shaum kali ini, sedih dan harunya aku ga bisa ngelewatin bulan puasa ini bareng bapak dan keluarga yang lain. Sebenernya udah biasa aku kaya gini. Ramadhan 3 tahun kemarin berturut-turut aku jalanin di Ciputat. Well, sekarang aku kembali lagi ke kota kelahiranku. Sebuah Kota Kecil di Jawa Barat. Mudah-mudahan aku bisa menjalankan ibadah shaum kali ini lebih khusyu. Dan senengnya lagiii.. aku bisa ikut sholat tarawih berjamaah... Yipppiii..akhirnya Allah kasih nikmat waktu yang luar biasa untuk tahun ini. Alhamdulillah... Setelah 4 tahun berturut-turut ga pernah tarawih berjamaah. Hikss
Karena tahun-tahun waktu dan keadaannya tidak memungkinkan. Jam kerja di Ciputat dulu sampe malem, pulang ke rumah jam 9 kadang lebih. 
Dan sekarang kerjaan di kota kelahiranku lebih santai, sore jam 5 aku udah nyampe rumah.
Aku harus gunain waktu ini dengan sebaik dan sebajik mungkin! Ya harus!
Anyway... Happy faster every one! ^_^